Efek kebanyakan wirid atau dzikir
Disini kami mau menjawab anggapan sebagian orang tentang efek dan dampak negatif kebanyakan wirid (terlalu banyak wirid).
Ada dua anggapan yang sampai saat ini masih diyakini sebagian orang:
1. Banyak wirid menyebabkan bodoh
Ini biasanya seorang guru ngaji / ustadz pesantren yang mewanti-wanti muridnya yang belum lama masuk pesantren.
konon, kalau santri kebanyakan wirid akan menyebabkan ia susah menghafal, dan silit memahami pelajaran
Jawaban kami:
Hal itu memang benar, ada beberapa faktor logis yang bisa dijelaskan
Seseorang yang tertarik dengan wirid dan terobsesi dengan karomah, keahlian khusus atau kesaktian dan kanuragan maka ia tidak akan ada gairah untuk belajar ilmu syari'at, ilmu alat (nahwu shorof) fiqih, tafsir dll.
Mereka lebih memilih duduk bersila untuk mencapai keistimewaan-keistimewaan yang ia dambakan daripada mengembangkan pola pikir, akibatnya intelektualitas mereka tidak berkembang.
2. Banyak wirid menyebabkan gila
Fakta ini memang sering terjadi khususnya dikalangan santri, dan itu nyata. penulis sendiri tidak jarang menyaksikannya sendiri.
Lalu apa penyebabnya..?
Menurut analisa kami, seseorang yang melakukan amalan tertentu seringkali didorong oleh keadaan yang memang sudah tidak baik-baik saja, misalnya rumah tangga yang retak, beban ekonomi yang berat, dan faktor-faktor lain yang serupa.
Sehingga ia salah dalam mengamalkan wirid, dzikir yang seharusnya melalui gelombang teta (ihlas) di amalkan melalui gelombang gama (emosional) ambisius dan tendensius.
Sama halnya orang yang mengamalkan suatu wirid, laku puasa atau suatu tirakat tertentu dengan tujuan agar mendapatkan kesaktian.
Sudah barang tentu semua itu akan mempengaruhi kejiwaannya, menjadi angkuh, sombong, dan puncaknya menjadi gila.