Para Wali Allah Adalah Pintu-pintu Kebahagiaan
Awliyaullah menceritakan bahwa pada suatu hari seorang sultan yang bernama Mahmud al-Ghazi pergi menemui seorang Waliyullah yang bernama Syekh Abul Hasan al-Kharqani (q). Setelah satu jam bersamanya, ia bertanya, "Ya Syekh, bagaimana menurutmu tentang Sulthanul Arifin Abayazid al-Bisthami (بايزيد بسطامى)?" Syekh Abul Hasan al-Kharqani (q) mengatakan, "Beliau adalah seorang pria di mana orang yang mengikutinya akan terbimbing, dan ia akan menyambungkan dirinya dengan kebahagiaan yang indah."
Masyayikhinal kiraam, para Awliyaullah mereka adalah pintu-pintu! Barang siapa yang menemukan pintu-pintu ini dan tersambung kepadanya, ia akan masuk ke dalam sa`aadah (سعادة) (kebahagiaan) abadi.
Sultan ini berkata, "Bagaimana mungkin Abu Jahal melihat Rasulullah (saw), tetapi ia tidak berada dalam sa`aadah tetapi malah sebaliknya ia berakhir dalam kemalangan dan tidak membahagiakan?" Syekh menjawab bahwa Abu Jahal tidak melihat Rasulullah (saw), yang dilihatnya adalah Muhammad bin Abdillah. Jika Abu Jahal melihat Rasulullah (saw) maka ia akan menemukan kebahagiaan, dan ini disebutkan di dalam kitab suci al-Qur'an,
Astaidzubillaah,
wa taraahum yanzhuruuna ilayka wahum laa yubshiruun,
Mereka tidak dapat mendengarnya. Dan kamu lihat mereka memandangmu padahal mereka tidak melihat. (QS al-A'raf, 7:198)
Allah (swt) mengatakan kepada Rasulullah (saw) bahwa "Abu Jahal dan orang-orang seperti dirinya, mereka memandangmu, tetapi mereka tidak melihatmu." Itu artinya ada sesuatu yang gaib, tidak terlihat, sesuatu yang tersembunyi yang tidak mereka lihat. Jadi melihat dengan mata fisik kalian, tidak akan membawa kalian kepada sa`aadah, sebagaimana ia tidak membuat Abu Jahal kepada sa`aadah ketika ia melihat Rasulullah (saw). Tetapi melihat melalui mata hati dan sirr-lah yang akan membawa pada sa`aadah.
Dr.Nour Kabbani