Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Syariat dan Tasawwuf


 فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ - وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ  


Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS Al-Zalzalah, 99: 7-8)


Itulah Syari`ah, يحكم بين عباده Dia menghakimi di antara hamba-hamba-Nya, yang ini masuk Surga, yang ini masuk Neraka.  Jadi untuk menghindari masuk Neraka, kalian harus mengikuti Syari`ah.  Di lain pihak ada juga حكم العباديه في كرمه hukum Allah berdasarkan Kemurahan dan Pengampunan-Nya.  Dia akan mengampuni kalian dari rahmat dan cinta-Nya pada kalian.  


Apa yang kalian lakukan dalam spiritualitas berbeda dengan apa yang kalian lakukan dalam Syari`ah.  Syari`ah, kalian harus melakukannya.  Spiritualitas, kalian dapat melakukannya atau tidak melakukannya, terserah pada kalian.  Jika kalian ingin memperoleh busana surgawi, kalian harus menjalankan Syari`ah dan juga Haqiqah, spiritualitas.


Tasawuf adalah istilah teknis.  Tawasuf bukan bid`ah.  Bila kalian menjalankan Syari`ah dan Haqiqah, hasilnya adalah Tasawuf, artinya kalian lebih mementingkan Akhirat daripada dunia.  Di dunia, di tempat kalian tinggal, pikiran kalian selalu tertuju pada bagaimana kalian menghasilkan uang, bagaimana membuat hidup kalian lebih mudah.  Itu adalah dalam Syari`ah, jadi kalian akan dinilai berdasarkan Syari`ah.  


Pada Haqiqah kalian akan dinilai berdasarkan pada seberapa dalam cinta kalian terhadap Nabi (saw) dan kepada Allah (swt).  Yang satu adalah wajib (Syari`ah), yang lainnya adalah sukarela.  Itu akan membawa kalian menjadi hamba yang ikhlas. 


Shaykh Hisham Kabbani