Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah islam dibumi nusantara

 
Orang pertama kali yang membawa Al Quran ke Jawa adalah Syek Ahmad Subakhir diperkenalkan kepada ratu Shima raja Kalingga di Jepara, walaupun si ratu ini tidak masuk Islam secara eksplisit tapi memahami kandungan Islam, yaitu bahwa Al Qur'an mengajarkan keadilan seadil-adilnya. Maka ratu Shima kerajaan Kalingga Jepara terkenal sebagai ratu yang paling adil dan masyarakatnya diberi kebebasan memeluk agama Islam.

Syekh Subakhir sendiri mempunyai tugas mengusir/mengikat makhluk-makhluk jahat yang ada di tanah Jawa, semuanya di ikat dengan rantai dan dibuang ke laut selatan, kecuali 2 mahluk yang tidak menggangu Islam, yaitu Sang yang Semar dan Sang yang togog.

Ulamak kedua yang membawa Islam kejawa adalah Syekh Riasuddin An neisaburi yang terkenal dengan sebutan Mbah washil, beliau membawa kitab Al Asror (kitab rahasia) diajarkan kepada raja Jaya katwang (Joyo Boyo)  raja Doho Kediri, yang kemudian terkenal dengan Ramalan Joyo Boyo yang sebenarnya itu adalah terjemahan dari kitab Asror yang dibawa Mbah wasil tersebut, yang sekarang makamnya ada di belakang masjid Setono gedong kota kediri, sedangkan syekh Subakhir ada yang bilang kuburannya ada di gunung tidar magelang, namun yang prosentasenya paling besar ada digoa Sulawesi Selatan.

Setelah itu baru datanglah para da'i-da'i. pertama kali ada pesantren di Jawa barat tahun 1410 yang diasuh oleh Syekh Hasanuddin dari cina  yang terkenal dengan panggilan syekh Quro (yang mengajar Al Qur'an) didesa Rengasdengklok Karawang, dari sinilah lahir santri-santri yang ahli baca Qur'an.  Salah satu muridnya adalah Subang Larang yang sangat cantik, putri Ki gede tapa, seorang kepala bandar pelabuhan Cirebon.

Suatu ketika Raja Siliwangi yang beragama Budha mendengar ada agama baru (Islam) ia berangkat dari Bogor ke Utara yang kemudian bertemu dan menikah dengan Subang Larang. kemudian punya 3 anak, yaitu syekh Rahmatullah atau Sunan Rahmat Suci yang kuburannya ada di gunung godog Garut, yang kedua Syekh Shomadullah yang terkenal dengan nama Ki Kuwun Sangkan, yang ketiga perempuan bernama Rara Santang yang di nikah oleh seorang Habib namanya Sayyid Abdullah Azmat Khon yang kemudian punya anak Syarif Hidayatullah (Sunan gunung jati) 

Wal hasil, bubarlah kerajaan Padjajaran setelah prabu Kian Santang, sang Rahmatullah alias tigalantrang alias Ki Setra alias Maung Keling alias maung Lodaya menguasai kerajaan Pajajaran, semua masuk Islam kecuali Patih pucukumun dan suku Badui di Malimping tetap pada agamanya Sunda Wiwitan atau Karuhunan yang menyembah Sang Batara.