Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nabi Muhammad Tidak Pernah Memproklamirkan Negara Islam

Ketika Rosulullah masuk kota yatsrib (Madinah). kenapa dinamakan kota yatsrib? karena orang pertama yang membangun kota tersebut bernama  Yatsrib Ibn Qaynah Ibn Mahlael Ibn Iram Ibn Abil Ibn Awad Ibn Iram Ibn Sam Ibn Nuh.

Nabi masuk ke kota yatsrib dan sementara itu beliau tinggal di rumah sahabat Abu Ayyub al-Anshari yang sekarang makamnya di istambul.

Nabi melihat penduduk kota Yatsrib terdiri dari beberapa unsur/komponen. 
1. Islam imigran yaitu sahabat Muhajirin, 
2. Penduduk asli yatsrib, yaitu sahabat Anshor yang ada dua suku yaitu Aus dan Khozroj 
3. Orang-orang non muslim yaitu yahudi.

Orang yahudi terdiri dari 3 suku, yaitu bani Qoinuqo' yang mayoritas profesinya pengrajin emas, bani Quraidhoh mayoritas petani, dan bani Nadhir pekerja. Tiga suku ini pelarian dari gurun sinai setelah nabi Musa Harun Yusa' dikejar Ramses membawa bani Israel kurang lebih 70 ribu orang menyebrang laut merah menuju palestina, namun sebelum sampai di sana mereka berhenti di sinai selama 40 tahun. 

Setelah nabi Musa, Harun dan Yusa' wafat maka bani israel bercerai berai. kebanyakan mereka ke Eropa, dan 3 suku ke kota Yatsrib yang kemudian keturunannya berjumpa Rosulullah. dan ada juga beberapa penduduk yatsrib pagan (Musrikin penyembah berhala)

Setelah melihat keadaan seperti itu maka Rasulullah memutuskan "Muslim pendatang, muslim pribumi dan non muslim asalkan satu cita-cita satu visi misi maka sesungguhnya mereka semua adalah satu ummat"

Rasulullah tidak pernah memproklamirkan berdirinya negara Islam, tidak pernah memproklamirkan negara berdasarkan suku, melainkan negara madinah (kota) yang mana hukum dan kewajiban diperlakukan sama, tidak pandang bulu.

Seringkali dalam khutbah kedua Nabi menyampaikan bahwa "Tidak boleh ada permusuhan kecuali terhadap yang melanggar hukum, semua sama"

Maka sistem yang berlaku ketika itu namanya Muwathonah (citizensip/kewarganegaraan), contohnya waktu itu ada orang yang bernama Hasshin Al Khozroji punya anak yang tidak mau masuk islam setelah dinasehati dan dirayu, karna habis kesabarannya ia mengancam akan membunuh anaknya jika tidak mau masuk islam. 

Begitu ada seorang ayah yang ngancam anaknya agar masuk islam makan turunlah ayat Al Quran لا إكراه في الدين (tidak boleh ada teror dalam agama).

Begitupula para Wali Songo, para Auliya' dan para Ulama' di nusantara ini menyebarkan islam dengan menyatu dengan menyatu antara teologi dan budaya, budaya yang ada dilestarikan dijadikan sebagai infrastruktur agama, budaya yang tidak bertentangan dengan syariat islam dilestarikan dan diperkuat dan sebagai media dan infrastruktur dimana diatasnya dibangun nilai-nilai agama, seperti slametan (tasyakuran) yang kita warisi dari nenek moyang asal tidak bertentangan dengan syariat islam dilestarikan dengan mengisi bacaan Quran, yasinan, tahlilan, sholawatan, istighosah dan seterusnya, puncaknya Ulama-ulama nusantara adalah kiyai Hasyim ashari mengatakan "Hubbul wathon Minal iman" yang artinya Nasionalisme adalah bagian dari iman.