Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara berhubungan suami istri yang baik

Cara Jima’ yang Baik


Yaitu dengan posisi istri tidur terlentang dan suami berada di atasnya. Posisi ini merupakan cara yang paling baik dalam jima’. Selanjutnya suami melakukan kemesraan yang halus (foreplay) berupa mendekap, mencium, dan lain sebagainya. Hingga saat sang istri bangkit birahinya, masukanlah dzakar suami dan menggesek-gesekkannya pada liang vagina.

Ketika suami mengalami klimaks (ejakulasi), janganlah terburu mencabut dzakarnya, melainkan menahannya beberapa saat disertai mendekap istri dengan mesra. Setelah kondisi tubuh suami sudah tenang, maka cabutlah dzakar dari vagina istri dengan mendoyongkan tubuhnya ke samping kanan. 

Menurut para ulama ahli hikmah, demikian itu (mencondongkan badan ke kanan saat mencabut zakar) adalah upaya untuk memiliki anak laki-laki.

Selesai berhubungan hendaknya keduanya mengelap alat kelamin masing-masing dengan dua buah kain, satu untuk suami dan yang lain untuk istri. Jangan sampai keduanya menggunakan satu kain karena hal itu dapat memicu pertengkaran.

Berjima’ yang paling ideal adalah jima’ yang diiringi dengan sifat agresif, kerelaan hati dan masih menyisakan syahwat. Sedangkan jima’ yang jelek adalah jima’ yang diiringi dengan badan gemetar, gelisah, anggota badan terasa mati, pingsan, dan istri merasa kecewa terhadap suami walaupun ia mencintainya. Demikian inilah keterangan yang sudah mencukupi terhadap tatacara jima’ yangpaling benar.