Akhlak nabi yang sempurna
Kalian tidak bisa membandingkan ibadah kalian, bahkan jika digabung dengan ibadahnya seluruh makhluk dengan ibadahnya Nabi (saw), wa law lahzhah (ولو لحظة), walau hanya sesaat. Jika kalian shalat mulai dari awal dunia hingga akhir dunia dengan kekuatan dari seluruh makhluk itu tidak sebanding dengan setetes ibadahnya Nabi (saw). Itulah betapa Allah telah menyempurnakan adabnya. Itulah makna adab yang sebenarnya, yakni bagaimana beliau menyembah Allah (swt), itulah adab. Itulah sebabnya dikatakan bahwa
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
Maa aataakaumu ’r-rasuul fakhudhuuhu wa maa nahaakum `anhu fantahuu.
Tinggalkan apa yang dilarang oleh Nabi (saw) dan ambil apa yang diperintahkannya. (al-Hasyr, 59:7)
Apa pun yang diberikan oleh Rasul (saw), ambillah segera karena kalian akan masuk ke dalam samudra adab beliau. Itulah sebabnya beliau bersabda,
أدبني ربي فأحسن تأديبـي
Addabani Rabbii fa ahsana ta'diibii (Ibn `Asakir)
Beliau tidak mengatakan addabani ummatii, beliau mengatakan bahwa Allah telah mengajariku adab dan Dia telah menyempurnakan adabku. Jadi adab beliau tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun di antara seluruh makhluk. Nabi (saw) akan membusanai umatnya dengan adab yang telah Allah berikan kepadanya. Itulah yang dicari oleh para Awliyaullah.
Shaykh Hisham Kabbani