Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

bai'at tarikat

Setelah murid mengambil tangan syekh untuk berbay`at, ia harus menyerahkan dirinya sepenuhnya seperti pasrahnya daun-daun sebuah pohon, bukan seperti pasrahnya orang yang telah meninggal dunia, karena Allah tidak mencabut ruhnya secara keseluruhan, Allah masih menyisakan satu bagian di sana sehingga ia dapat merasakan air dingin atau air hangat ketika orang memandikannya; ia masih bisa mengatakan, "Jangan dorong aku terlalu keras,"  "Balikkan badanku pelan-pelan."   Berbeda dengan daun-daun yang sudah kering, mereka akan pergi ke mana pun angin membawanya tanpa mengeluh. 


Jadi murid tidak boleh mengeluh, ia harus berserah diri kepada Allah (swt), kepada Nabi, Sayyidina Muhammad (saw) dan berserah diri kepada Syekh.  Ketika kalian berserah diri pada kehendak Allah, "Yaa Rabbii, aku berserah diri kepada-Mu, Engkau lebih tahu mengenai diriku.  Yaa Sayyidi yaa Rasulallah (saw), yaa Rahmatan lil `aalamiin, engkau adalah Utusan Allah, engkau lebih mengetahui apa yang terbaik bagiku dan aku berserah diri kepadamu."  Ketika kalian berserah diri kepada Allah dan Nabi (saw), Allah (swt) akan membuat Syekh kalian membimbing kalian dalam tarekat istiqamah.  Ketika kalian berserah diri, segera setelah itu, beliau membimbing kalian ke jalan yang lurus, tarekat istiqamah, jalan yang selalu mengharapkan ridha Allah.  


Jadi pertama adalah bay'at, ketika kalian mengambil bay'at kalian mencapai maqam tasliimiyyah, kalian harus berserah diri.  Ketika kalian telah mencapai maqam tasliimiyyah, beliau membawa kalian ke shirathal mustaqim; dan ketika kalian sudah berada di shirathal mustaqim, beliau membawa kalian ke maqamu 't-taqwa, maqamnya para muttaqiin.  Ketika kalian sudah berada di maqam at-Taqwa, Allah akan memberi kalian tawfiq, Allah akan memberi dukungan kepada kalian.  Jadi pertama adalah bay'at, lalu taslimiyah--berserah diri, kemudian istiqamah--ke jalan yang lurus, lalu yang keempat ke maqamu 't-taqwa dan selanjutnya ke maqam at-tawfiq, kalian akan memperoleh dukungan oleh Allah.  Kelima maqam yang berbeda ini adalah langkah pertama dalam adab dalam Tarekat Naqsybandi.  


Ketika kalian berada di maqam at-tawfiq, kalian tidak mengambil sesuatu yang haram, segala sesuatu yang kalian makan adalah yang halal, artinya segala sesuatu yang ada di dunia kalian menjadi halal, karna kalian tahu mana yang halal dan mana yang haram. 


Shaykh Hisham Kabbani