Ketahuilah bahwa tujuan terpenting dari nikah itu adalah ibadah dan mendekatkan diri kepada sang Khaliq dan mengikuti Rasul, dan menghasilkan keturunan. Dengan pernikahan alam ini akan terus stabil, dan dengan meninggalkan pernikahan maka alam ini bisa rusak dan binasa.
Hal yang maklum, takkan memanen tanpa menanam benih pada bumi, kemudian mengolah dan merawatnya melalui teori dan teknik pertanian. Dan juga perlu waktu beberapa lama hingga buahnya menjadi siap panen. Begitupula takkan terwujud seorang anak dan keturunan tanpa terlebih dulu memasukkan sperma suami di dalam indung telur istrinya. Allah Swt. berfirman:
"Wanita-wanita kamu semua adalah ladang bagimu. Maka datangilah ladangmu itu semaumu dan kerjakanlah olehmu (amal-amal yang baik) untuk dirimu sendiri." (QS. al-Baqarah ayat 223).
Ayat ini turun ketika kaum Muslimin mengatakan bahwa mereka menggauli istri mereka dengan posisi berlutut, berdiri, terlentang, dari arah depan dan dari arah belakang.
Menanggapi pernyataan kaum Muslimin tersebut kaum Yahudi menyatakan: “Tidaklah melakukan hubungan semacam itu selain menyerupai tindakan binatang, sedangkan kami mendatangi mereka dengan satu macam posisi. Sungguh telah kami temukan ajaran dalam Taurat bahwa setiap hubungan badan selain posisi istri terlentang itu kotor di hadapan Allah."
Lalu turunlah ayat di atas, Allah hendak membantah pernyataan kaum Yahudi tersebut.
Jadi dalam kandungan ayat ini menunjukkan diperbolehkannya seorang suami menyetubuhi istrinya dengan cara apapun dan pada posisi bagaimanapun yang ia sukai. Baik dengan cara berdiri, duduk atau terlentang. Serta dari arah manapun suami berkehendak, baik dari atas, bawah, belakang ataupun dari arah depan. Dan boleh juga menyetubuhinya pada waktu kapanpun suami menghendaki, siang ataupun malam hari. Sepanjang yang dituju adalah satu lobang (Vagina).
Efek Jima’ di Waktu Tertentu:
Tetapi ulama Ahli himah berkata:
Barangsiapa menyetubuhi istrinya pada malam Jum’at, maka anak yang terlahir akan hafal al-Quran.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya pada malam Sabtu, maka anak yang terlahir akan menjadi gila.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya pada malam Ahad, maka anak yang terlahir akan menjadi seorang pencuri atau dholim.
Barangsiapa yang menyetubuhi istrinya pada malam Senin, maka anak yang terlahir akan menjadi fakir atau miskin atau ridha dengan takdir dan Qadha Allah.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya pada malam Selasa, maka anak yang terlahir akan menjadi orang yang berbakti kepada orangtua.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya pada malam Rabu, maka anak yang terlahir akan cerdas, berpengetahuan luas dan banyak bersyukurnya.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya pada malam Kamis, maka anak yang terlahir akan menjadi orang yang hatinya ikhlas.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya pada malam Hari Raya, maka anak yang terlahir akan mempunyai enam jari.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya sambil berbicara, maka anak yang terlahir akan bisu.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya dalam kegelapan, maka anak yang terlahir akan menjadi seorang ahli sihir.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya dalam keadaan lampu yang terang, maka anak yang terlahir akan berwajah tampan atau cantik.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya sambil melihat auratnya (vagina), maka anak yang terlahir akan buta mata atau buta hatinya.
Barangsiapa yang menyetubuhi istrinya sambil bertanya bekal perjalanan maka anaknya akan menjadi pembohong.
Barangsiapa menyetubuhi istrinya di bawah pohon yang biasa berbuah, maka anak yang terlahir akan tewas karena besi, tenggelam atau keruntuhan pohon.
Jima’ yang ideal:
Sangat disarankan bagi seorang suami memperhatikan 4 hal berikut:
1. Memegang kedua tangan istri
2. Meraba dadanya
3. Mencium kedua pipinya
4. Membaca Basmalah saat hendak memasukkan penis ke dalam vagina.
Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa yang menyetubuhi istrinya saat ia menstruasi, maka seolah-olah ia menyetubuhi ibunya sendiri sebanyak 70 kali."
Wanita Sebagai Sebuah kenikmatan Dunia
(Nafisah Dhorifah)
Sebagian masyayikh telah ditanya tentang seberapa banyak kenikmatan dunia? Mereka menjawab: “Kenikmatan dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Allah Swt. berfirman:
"Jika kamu hendak menghitung nikmat Allah maka kalian takkan sanggup menghitunya." Tetapi, kenikmatan dunia paling dahsyat terangkum pada 3 macam kenikmatan, yakni:
1. mencium wanita
2. Menyentuh kulitnya
3. memasukkan penis ke dalam vagina.
قال الشاعر من بحر الرجز:
وَنِعَمُ الدُّنْيَا ثَلاَثٌ تُعْتَبَر # لَمْسٌ وَ تَقْبِيْلٌ وَإِدْخَالُ الذَّ كر
Seorang penyair bersyair dalam bahar Rajaz-nya: “Kenikmatan dunia ada 3; yakni menyentuh, mencium dan memasukkan penis."
وَنِعَمُ الدُّنْيَا ثَلاَثٌ تُحْصَرُ # دمَيْك كُوْلِيْت عَامْبُوْع كَارَوْ بَارعْ تُرُوْ
Penyair lain mengungkapkan: “Kenikmatan dunia itu teringkas dalam 3 hal; demek kulit (menyentuh kulit), ambung (mencium), karo bareng turu (dan tidur bersama wanita.
Mengatur Cara Jima
Imam as-Suyuthi dalam kitab ar-Rahmah berkata: “Ketahuilah bahwa jima’ tidak baik dilakukan kecuali bila seseorang telah bangkit syahwatnya dan bila keberadaan sperma telah siap difungsikan. Maka jika demikian, hendaknya sperma segera dikeluarkan layaknya mengeluarkan semua kotoran atau air besar yang dapat menyebabkan sakit perut. Karena menahan sperma saat birahi sedang memuncak dapat menyebabkan bahaya yang besar.
Adapun efek samping terlalu sering melakukan jima’ ialah dapat mempercepat penuaan, melemahkan tenaga dan menyebabkan tumbuhnya uban."
Cara Jima’ yang Baik
Yaitu dengan posisi istri tidur terlentang dan suami berada di atasnya. Posisi ini merupakan cara yang paling baik dalam jima’. Selanjutnya suami melakukan kemesraan yang halus (foreplay) berupa mendekap, mencium, dan lain sebagainya. Hingga saat sang istri bangkit birahinya, masukanlah dzakar suami dan menggesek-gesekkannya pada liang vagina.
Ketika suami mengalami klimaks (ejakulasi), janganlah terburu mencabut dzakarnya, melainkan menahannya beberapa saat disertai mendekap istri dengan mesra. Setelah kondisi tubuh suami sudah tenang, maka cabutlah dzakar dari vagina istri dengan mendoyongkan tubuhnya ke samping kanan. Menurut para ulama ahli hikmah, demikian itu (mencondongkan badan ke kanan saat mencabut zakar) adalah upaya untuk memiliki anak laki-laki.
Selesai berhubungan hendaknya keduanya mengelap alat kelamin masing-masing dengan dua buah kain, satu untuk suami dan yang lain untuk istri. Jangan sampai keduanya menggunakan satu kain karena hal itu dapat memicu pertengkaran.
Berjima’ yang paling ideal adalah jima’ yang diiringi dengan sifat agresif, kerelaan hati dan masih menyisakan syahwat. Sedangkan jima’ yang jelek adalah jima’ yang diiringi dengan badan gemetar, gelisah, anggota badan terasa mati, pingsan, dan istri merasa kecewa terhadap suami walaupun ia mencintainya. Demikian inilah keterangan yang sudah mencukupi terhadap tatacara jima’ yang paling benar.
Adab Berhubungan Badan
Selanjutnya Ada beberapa etika dalam melakukan jima’ yang harus diperhatikan oleh suami. Meliputi 3 macam sebelum hubungan, saat melakukannya dan 3 macam sesudahnya.
Sebelum Jima’
Mendahului dengan bermesra agar hati istri tidak merasa tertekan dan mudah melampiaskan hasratnya. Sampai ketika nafasnya naik turun serta tubuhnya menggeliat dan ia minta dekapan suaminya, maka rapatkanlah tubuh (suami) ke tubuh istri.
Maka janganlah menyutubuhi istri dengan posisi berlutut, karena hal demikian sangat memberatkannya. Atau dengan posisi tidur miring karena dapat menyebabkan sakit pinggang. Dan jangan memposisikan istri berada di atasnya, karena dapat mengakibatkan kencing batu. Akan tetapi posisi jima’ yang paling bagus adalah meletakkan istri dalam posisi terlentang dengan kepala lebih rendah daripada bokongnya. Dan bokongnya diganjal dengan bantal serta kedua pahanya diangkat dan dibuka lebar-lebar.
Sementara suami mendatangi istri dari atas dengan bertumpu pada sikunya. Posisi inilah yang dipilih oleh para fuqaha dan para ahli medis.
Beretika saat hendak memasukkan dzakar. Yaitu dengan membaca ta’awudz dan basmalah. Disamping itu hendaknya menggosokkan penis di sekitar vagina, meremas payudara dan hal lainnya yang dapat membangkitkan syahwat istri.
Ketika Jima’
Jima’ dilakukan secara pelan-pelan dan lembut.
Menahan keluarnya mani saat birahi bangkit, sambil menunggu sampai istri mengalami inzal. Yang demikian dapat menciptakan rasa cinta di hati.
Tidak terburu-buru mencabut dzakar ketika ia merasa istri akan keluar mani, karena hal itu dapat melemahkan ketegangan dzakar. Juga jangan melakukan ‘azl (mengeluarkan mani di luar vagina) karena hal itu merugikan pihak istri.
Setelah Jima’
Meminta istri tidur miring ke arah kanan agar anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin laki-laki, insyaAllah. Bila istri tidur miring ke arah kiri maka anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin perempuan. Hal ini berdasarkan hasil uji coba riset.
Suami membaca dzikir dalam hati sesuai yang diajarkan Nabi, yaitu:
اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصهْرًا وَكَانَ رُبُّكَ قَدِيْرًا (الفرقان : 54)
“Segala puji milik Allah yang telah menciptakan manusia dari air, untuk kemudian menjadikannya keturunan dan mushaharah. Dan adalah Tuhanmu itu Mahakuasa.” (QS. al-Furqan ayat 54).
Disunnahkan berwudhu ketika hendak tidur dan membasuh dzakar bila hendak mengulangi jima’.
Dinukil dari sumber yang bisa dipercaya bahwa, barangsiapa saat menyetubuhi istrinya didahului dengan membaca basmalah, surat al-Ikhlas, takbir, tahlil dan membaca:
بِسْمِ اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ اَللّهُمَّ اجْعَلْهَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّبَةً إِنْ كُنْتَ قَدَّرْتَ أَنْ تُخْرِجَ مِنْ صَلْبِىْ اَللّهُمَّ جَنِّبْنِىْ الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشّيَطَانَ مَا رَزَقتَنِىْ
Kemudian suami menyuruh istrinya tidur miring ke arah kanan, kelak jika ditakdirkan mengandung istrinya akan melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki dengan izin Allah.
"Aku (As Suyuthi) telah mengamalkan dzikir serta teori ini, dan aku pun menemukan kebenarannya tanpa ada keraguan. Dan hanya dari Allah sajalah pertolongan itu”. Demikian tadi adalah penggalan komentar Imam as-Suyuthi.
Sebagian ulama mengatakan: “Barangsiapa menyetubuhi istrinya lalu ketika merasa akan keluar mani (ejakulasi) ia membaca dzikir:
لاَ يُدْرِكُهُ اْلأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ اْلأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ اْلخَبِيْرُ.
Maka jika ditakdirkan mengandung, istrinya akan melahirkan anak yang mengungguli kedua orangtuanya dalam hal ilmu, sikap dan amalnya, insyaAllah.”
Penulis kitab Hasyiah al-Bujairami 'ala al-Khathib, tepatnya dalam sebuah faidah, menyatakan: "Saya melihat tulisan Syaikh al-Azraqi yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW, di sana tertulis bahwa seseorang yang ingin istrinya melahirkan anak laki-laki maka hendaknya ia meletakkan tangannya pada perut istrinya di awal kehamilannya sembari membaca doa:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَللهُمَّ إِنِّي أُسَمِّيْ مَا فِيْ بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ لِيْ ذَكَرًا.
Maka kelak anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin laki-laki. InsyaAllah doa ini mujarab.
Bab : Do’a Seputar Jima’
بيان أدعية الحرث
قال تعالى وقدموا لأنفسكم الآية
اي قدموا ما يدخر لكم من الثواب كالتسمية عند الجماع وطلب الولد
روي أن النبي صلى الله عليه وسلم قال من قال بسم الله عند الجماع فأتاه ولد فله حسنات بعدد انفاس ذلك الولد وعدد عقبه الى يوم القيامة
وقال صلى الله عليه وسلم خياركم خياركم لنسائهم الحديث او كما قال
ولبعضهم فيها ترتيب عجيب وهو أن الرجل اذا اراد ان يجامع زوجته ينبغي ان يقول اولا السلام عليكم يا باب الرحمن فتقول زوجته مجيبة له وعليكم السلام يا سيد الأمين فيأخذ يديها ويقول رضيت بالله ربا ثم يغمز ثدييها ويقول اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ثم يقبل ناصيتها قائلا يا لطيف الله نور على نور شهد النور على من يشاء ثم بعد ذلك يميل رأسها الى الجانب الأيسر ويقول في سمعك الله سميع مقبلا ونافخا أذنها اليمنى نفخا يسيرا ثم يميل رأسها إمالة لطيفة الى الأيمن ويقول ما ذكر في أذنها اليسرى كذلك ثم يقبل عينيها اليمنى فاليسرى قائلا اللهم انا فتحنا لك فتحا مبينا ثم يقبل خديها اليمنى فاليسرى يقول يا كريم يا رحمن يا رحيم يا الله ثم يقبل أنفها قائلا عند ذلك فروح وريحان وجنة نعيم ثم يقبل كتفها ويقول يا رحمن الدنيا يا رحيم الآخرة ثم يقبل رقبتها ويقول الله نور السموات والأرض ثم يقبل ذقنها ويقول نور حبيب الإيمان من عبادك الصالحين ثم يقبل راحتيها اليمنى فاليسرى قائلا عند ذلك ما كذب الفؤاد ما رأى ثم يقبل مابين ثدييها ويقول وألقيت عليك محبة مني ثم يقبل صدرها اليسرى بحذاء قلبها ويقول ياحي يا قيوم ثم يجامع
وَقَدِّمُوْالأِفُسِكُمْ
"Dan dahulukanlah untuk dirimu.” (QS. al-Baqarah ayat 223).
Maksud dari ayat ini adalah, "dahulukanlah untukmu perkara yang bisa menjadi simpanan pahala seperti membaca basmalah ketika akan jima’ dan disertai niat supaya punya anak sholih."
Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ قَالَ بِسْمِ اللهِ عِنْدَ الْجِمَاعِ فَأَتَاهُ وَلَدٌ فَلَهُ حَسَنَاتٌ بِعَدَدِ أَنْفَاسِ ذَلِكَ الْوَلَدِ وَعَدَدِ عَقِبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Siapa membaca basmalah ketika akan melakukan jima’ kemudian dari jima’ itu dia dikaruniai seorang anak maka dia memperoleh pahala sebanyak nafas anak tersebut dan keturunannya sampai hari kiamat."
خِيَارُكُمْخِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
Nabi Saw. juga bersabda: “Manusia yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya.”
Urutan Do’a Jima’
Sebagian ulama ahli hikmah dalam hal ini membagi urut-urutan do’a jima sebagai berikut:
1. Ketika suami akan menyetubuhi isteri hendaknya lebih dulu membaca salam:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا بَابَ الرَّحْمنِ
Lantas isteri menjawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ يَا سَيِّدَ اْلأَمِيْنِ
2. Selanjutnya suami meraih kedua tangan isterinya seraya membaca:
رَضِيْتُ بِا للهِ رَبَّا
3. Kemudian ia meremas-remas kedua payudara isterinya seraya membaca dalam hati:
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
4. Dilanjutkan mengecup kening isterinya seraya membaca dalam hati:
يَالَطِيْفُ اَلله نوْرُ عَلَى نوْرٍ شَهِدَ النوْرَ عَلَى مَنْ يَشَاءُ
5. Setelah itu suami memiringkan kepalai istri ke kiri sambil mencium dan meniup telinga sebelah kanan, dilanjutkan memiringkan kepala isteri ke kanan sambil mencium dan meniup telinga yang sebelah kiri, seraya membaca dalam hati:
فِىْ سَمْعِكِ الله ُسَمِيْعٌ
6. Sesudah itu kecup kedua mata isteri mulai dari mata sebelah kanan hingga mata sebelah kiri seraya membaca dalam hati:
اَللّهُمَّ إِنَّا فتَحْنَا لَكَ فتْحًا مُبِينًا
7. Selanjutnya suami mencium kedua pipi isteri dimulai pipi sebelah kanan sampai pipi sebelah kiri seraya membaca dalam hati:
يَاكَرِيْمُ يَا رَحْمنُ يَا رَحِيْمُ يَا اَللهُ
8. Kemudian mengecup hidungnya seraya membaca dalam hati:
فرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَّجَنَّةُ نَعِيْمٍ
9. Sesudah itu kecup pundak isteri seraya membaca dalam hati:
يَارَحْمنَ الدُّنيَا يَا رَحِيْمَ اْلأَخِرَةِ
10. Setelah itu kecup leher isteri seraya membaca dalam hati:
اَللهُ نوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ
11. Selanjutnya kecup dagu isteri seraya membaca dalam hati:
نوْرُ حَبِيْبِ الإِيْمَانِ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
12. Kemudian kecup kedua telapak tangan isteri dimulai sebelah kanan hingga yang sebelah kiri seraya membaca dalam hati:
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى
13. Berikutnya kecup bagian di antara kedua payudara isteri seraya membaca dalam hati:
وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّيْ
14. Dan kemudian kecup dada isteri bagian kiri tepat pada hatinya seraya membaca dalam hati:
يَاحَيُّ يَا قَيوْمُ