Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hati-hati dengan media berita

Klo diperhatikan dengan seksama, media-media berita itu menggunakan tehnik marketing berita viral, yaitu teknik pemasaran yang mendorong seseorang untuk menyampaikan (menyebarkan) pesan ke orang lain. Dikatakan viral, karena teknik ini dikelola sedemikian rupa, agar pesan yang ingin disampaikan, terus menyebar, ‘mewabah’ dan ‘menular’, dari satu orang ke orang lainnya, layaknya virus. Dengan melibatkan sisi emosional, mengejutkan dan provokatif
Misalnya kemaren, media menerbitkan dengan masif kekeliruan input KPU/TPS  di beberapa tempat yang menguntungkan 01, kemudian dihari-hari berikutnya baru diterbitkan beberapa kesalahan input KPU/TPS  yang menguntungkan 02

Andai diterbitkan bersamaan dan satu halaman misalnya di TPS A salah input dan menguntungkan 01 sedangkan di TPS B salah input dan menguntungkan 02 itu sama sekali tidak menarik dan tidak membangkitkan emosional pembaca/ calon pembaca

Sebenarnya ini hanya persoalan sepele dan sederhana, yaitu beberapa kesalahan input yang terkadang menguntungkan 01 juga terkadang menguntungkan 02, hanya saja seolah-olah persoalan besar yang terstruktur dan direncanakan sebab tehnik marketing media tersebut (berita viral)

Sialnya sudah banyak yang terlanjur percaya degan narasi dan opini yg dimuat berita pertama, padahal toh hari-hari berikutnya berita sebaliknya juga dimuat, sumpah sarapah dan tuduhan curang pun membabi buta, hingga ada yang rela mempertaruhkan ke 21 keturunannya dibawah sumpahnya, dari rakyat biasa pelajar kalangan santri elite politik hingga pemuka agama tidak luput dari wabah ini.

Lihat saja berita-berita berikutnya, sekarang media memberitakan pernyataan pak Mahfud yang dibantah dikritik dan disalahkan banyak orang itu dengan masif, dan berita berikutnya pembelaan dan pembenaran atas pernyataan itu juga akan diterbitkan dengan masif pula.

Benar kata Orochimaru "informasi jauh lebih berbahaya dari jutsu apapun"