Pengertian kafir
Ada kecenderungan dari sebagian kelompok Muslim tertentu, yang meng oposisi-binerkan antara Islam dengan kafir. Dalam arti begini, muslim adalah umat Islam, selain umat Islam adalah kafir. Ini yang cenderung menguat saat ini... Lebih dalam lagi, adalah orang yang memahami keimanan secara monopolistik, jadi seakan-akan yang tidak seperti pemahaman dia, itu sudah tidak iman lagi.
ini sebenarnya fenomena lama, tidak hanya sekarang. Dulu pada saat Syaidina Ali Karram-Allah wajhah (semoga Allah memuliakannya) kita kenal sebuah kelompok namanya Khawarij yang mengkafirkan semua orang diluar golongannya. Nah ini semua sampai sekarang reinkarnasinya masih ada, sehingga seperti Azhari datang ke indonesia ngebom, itu dia merasa mendapat pahala..
Kafir itu sebenarnya merujuk pada konsep orang yang mengingkari nilai-nilai ketuhanan atau bahkan nilai-nilai kemanusiaan. Di dalam Islam ada konsep kafir bin-nikmat (menolak mengakui kenikmatan yang diberikan Allah swt.) itu, ya sebenarnya intinya sama. Ketika seseorang sudah tidak menghargai nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai yang intinya moralitas luhur, bagaimana kepedulian terhadap sesama, bagaimana membangun solidaritas, semuanya dinegasikan maka itu semuanya kafir.
Terlepas agamanya apa... Jadi definisi kafir di dalam Al Quran, sepanjang yang saya ketahui, itu adalah lawan dari orang yang bersyukur. Tuhan itu hanya membagi manusia dalam dua kelompok saja: yang berterimakasih, yang bersyukur, dan yang kafir. Kafir itu yang tidak bersyukur; La-in syakartum la-azidannakum wa la-in kafartum inna ‘adzabi lasyadid (Kalau kamu bersyukur kami tambah nikmatku, kalau kamu kufur-azab-Ku sangat pedih). Sampai Nabi Sulaiman saja berkata di dalam Quran,
“Hadza min fadl-li Rabbi-liyabluwani aasykuru am akfuru (Ini adalah anugrah Tuhan kepadaku untuk menguji apakah aku ini orang syukur atau orang kufur)
(QS. Al-Naml, 27:49), itu kata Al Quran.
Orang kafir itu tidak selalu non-muslim. Seorang muslim pun bisa kafir, kalau dia tidak berterimakasih, tidak bersyukur, atau tidak berterima kasih kepada sesama manusia dia disebut kafir.
Atau kalau dia diberi peringatan kemudian dia tidak mengubris peringatan itu, dia disebut kafir... Saya tidak menemukan satu pun dalam al-Quran bahwa definisi kafir itu sama dengan non-muslim, seperti definisi kita sekarang ini, kalau kitat tanya orang apa yang disebut kafir adalah pasti non-muslim.” (Secara berurutan, penjelasan Prof. DR. KH. Abdul A’la, DR (HC) KH. Hasyim Muzadi, dan Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat dalam: Lautan Wahyu: Islam sebagai Rahmatan lil-‘Âlamîn, episode 3: “Umat,” Supervisor Program: KH. A. Mustofa Bisri ©LibForAll Foundation 2009).
ini sebenarnya fenomena lama, tidak hanya sekarang. Dulu pada saat Syaidina Ali Karram-Allah wajhah (semoga Allah memuliakannya) kita kenal sebuah kelompok namanya Khawarij yang mengkafirkan semua orang diluar golongannya. Nah ini semua sampai sekarang reinkarnasinya masih ada, sehingga seperti Azhari datang ke indonesia ngebom, itu dia merasa mendapat pahala..
Kafir itu sebenarnya merujuk pada konsep orang yang mengingkari nilai-nilai ketuhanan atau bahkan nilai-nilai kemanusiaan. Di dalam Islam ada konsep kafir bin-nikmat (menolak mengakui kenikmatan yang diberikan Allah swt.) itu, ya sebenarnya intinya sama. Ketika seseorang sudah tidak menghargai nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai yang intinya moralitas luhur, bagaimana kepedulian terhadap sesama, bagaimana membangun solidaritas, semuanya dinegasikan maka itu semuanya kafir.
Terlepas agamanya apa... Jadi definisi kafir di dalam Al Quran, sepanjang yang saya ketahui, itu adalah lawan dari orang yang bersyukur. Tuhan itu hanya membagi manusia dalam dua kelompok saja: yang berterimakasih, yang bersyukur, dan yang kafir. Kafir itu yang tidak bersyukur; La-in syakartum la-azidannakum wa la-in kafartum inna ‘adzabi lasyadid (Kalau kamu bersyukur kami tambah nikmatku, kalau kamu kufur-azab-Ku sangat pedih). Sampai Nabi Sulaiman saja berkata di dalam Quran,
“Hadza min fadl-li Rabbi-liyabluwani aasykuru am akfuru (Ini adalah anugrah Tuhan kepadaku untuk menguji apakah aku ini orang syukur atau orang kufur)
(QS. Al-Naml, 27:49), itu kata Al Quran.
Orang kafir itu tidak selalu non-muslim. Seorang muslim pun bisa kafir, kalau dia tidak berterimakasih, tidak bersyukur, atau tidak berterima kasih kepada sesama manusia dia disebut kafir.
Atau kalau dia diberi peringatan kemudian dia tidak mengubris peringatan itu, dia disebut kafir... Saya tidak menemukan satu pun dalam al-Quran bahwa definisi kafir itu sama dengan non-muslim, seperti definisi kita sekarang ini, kalau kitat tanya orang apa yang disebut kafir adalah pasti non-muslim.” (Secara berurutan, penjelasan Prof. DR. KH. Abdul A’la, DR (HC) KH. Hasyim Muzadi, dan Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat dalam: Lautan Wahyu: Islam sebagai Rahmatan lil-‘Âlamîn, episode 3: “Umat,” Supervisor Program: KH. A. Mustofa Bisri ©LibForAll Foundation 2009).