Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Studi Ge­rak­an Islam Trans­na­sio­nal dan Kaki Tangannya di In­do­ne­sia

Dasar Pemikiran
Para aktivis garis keras sepenuhnya sa­dar bah­wa me­re­ka
teng­ah terlibat dalam “perang ide-ide” un­tuk meyakinkan umat Is-
lam di seluruh dunia, bah­wa ideo­lo­gi me­re­ka yang ekstrem adalah
satu-satunya interpretasi yang benar tentang Islam. Me­re­ka mema-
hami Islam secara monolitik dan menolak varian-varian Islam lo-
kal dan spi­ri­tual se­per­ti diamalkan umat Islam umumnya, se­ba­gai
bentuk peng­amal­an Islam yang salah dan sesat karena su­dah terce-
mar dan tidak murni lagi.

Strategi utama ge­rak­an Islam trans­na­sio­nal dalam usaha mem-
buat umat Islam men­ja­di radikal dan keras adalah de­ngan memben-
tuk dan mendukung ke­lom­pok-ke­lom­pok lokal se­ba­gai kaki tangan
“penyebar” ideo­lo­gi Wahabi/Salafi me­re­ka, serta berusaha meming-
girkan dan memusnahkan bentuk-bentuk peng­amal­an Islam yang
le­bih toleran yang telah le­bih lama ada dan do­mi­nan di ber­ba­gai be-
lahan dunia Mus­lim. De­ngan cara demikian, me­re­ka berusaha keras
melakukan infiltrasi ke ber­ba­gai bidang ke­hi­dup­an umat Islam, baik
melalui cara-cara halus hingga yang kasar dan keras.

Di daerah-daerah se­per­ti Arab Saudi, Sudan, Gaza, Af­gha­nis-
tan—Thaliban dan wilayah-wilayah Pashtun Pakistan, me­re­ka su­dah
berhasil memaksakan ideo­lo­ginya. Sementara di ke­banyak­an bela-
han dunia Islam, hampir tidak ada usaha serius un­tuk meng­ung-
kap ge­rak­an ke­lom­pok-ke­lom­pok garis keras serta mobilisasi du-
kungan un­tuk pan­dang­an dan peng­amal­an Islam yang umumnya
toleran, pluralistik, dan sejalan de­ngan dunia mo­dern. Di In­do­ne-
sia, kenyataannya berbeda, karena Islam spi­ri­tual masih kuat dan
ada tokoh-tokoh Islam In­do­ne­sia yang menyadari bahaya an­cam­an
ge­rak­an garis keras dan berani menghadapi me­re­ka sebelum nasi
men­ja­di bubur.

Di tanah air kita, reaksi terhadap infiltrasi dan aktivitas ge­rak-
an garis keras se­per­ti dakwah Wahabi/Salafi ini bisa dilihat de­ngan
terbitnya SKPP Mu­ham­madi­yah Nomor 149/Kep/I.0/B/2006,
Fatwa Majlis Bahstul Masa’il NU tentang Khi­la­fah Is­la­mi­yah, serta
respon para ula­ma dan tokoh na­sio­nal tentang bahaya dan an­cam-
an ge­rak­an-ge­rak­an trans­na­sio­nal. Bahkan seorang mantan Pang-
li­ma TNI mengemukakan, “Dulu, an­cam­an garis keras terhadap
Konstitusi dan Pan­ca­si­la ada di luar pemerintahan, se­per­ti DI/NII.
Tapi sekarang, garis keras su­dah masuk ke dalam pemerintahan,
termasuk parlemen, dan men­ja­di jauh le­bih berbahaya dari se­be-
lum­nya.”

Reaksi ormas-ormas mo­de­rat serta respon para ula­ma dan to-
koh na­sio­nal ini men­ja­di indikasi menguatnya pe­nga­ruh dan in-
filtrasi ge­rak­an garis keras di In­do­ne­sia belakangan ini. Idealnya,
semua ini bisa men­ja­di teladan bagi umat Islam di In­do­ne­sia dan
seluruh dunia un­tuk memobilisasi perlawanan terhadap agenda
Wahabi/Salafi, dan menggalang dukungan dari para pemimpin
dan umat Islam yang belum tercemar un­tuk secara sa­dar melawan
pe­nye­bar­an ideo­lo­gi garis keras tersebut. Sementara pada saat yang
sama, perlawanan ini bisa mengawali usaha menelanjangi aktivitas-
aktivitas ge­rak­an garis keras trans­na­sio­nal secara pu­blik.

Subyek Studi

Permasalahan utama studi ini me­nyang­kut: asal-usul, ideo­lo­gi,
agenda, ge­rak­an, dan agen-agen ge­rak­an Islam di In­do­ne­sia yang
diidentifikasi se­ba­gai ke­lom­pok garis keras; strategi me­re­ka dalam
memperjuangkan agenda dan ideo­lo­gi tersebut; dan, infiltrasi yang
berhasil ditanamkan kepada ma­sya­ra­kat dan ke­lom­pok-ke­lom­pok
Islam lain yang berhaluan mo­de­rat.

Infiltrasi garis keras terhadap Islam In­do­ne­sia diduga telah
membangkitkan kembali ga­gas­an dan cita-cita for­ma­li­sa­si Islam
yang se­sung­guh­nya telah dikubur dalam-dalam oleh bang­sa In­do-
ne­sia setelah menyepakati Pan­ca­si­la se­ba­gai Dasar Ne­ga­ra dan Ne-
ga­ra Kesatuan Repu­blik In­do­ne­sia (NKRI) se­ba­gai konsensus final
dalam ke­hi­dup­an berbang­sa dan ber­ne­ga­ra. Atas nasehat tokoh
BIN dan para ahli serta tokoh lain, ke­lom­pok-ke­lom­pok Islam mo-
de­rat termasuk dalam subyek studi di sini un­tuk melihat sejauh
mana me­re­ka telah disusupi dan dipe­nga­ruhi oleh agen-agen garis
keras tersebut.